Bagi pemula di bidang fotografi, memilih lensa bisa jadi hal yang membingungkan. Banyak sekali istilah yang tertulis sebagai huruf dan angka
Lensa kan hanya alat; alat digunakan untuk memenuhi keinginan fotografer. Jadi, sebenarnya semua kembali ke kebutuhan dan gaya memotret Anda: lensa yang cocok bagi Anda dan yang cocok bagi saya mungkin berbeda :)
Panduan di bawah ini dituliskan dengan menggunakan kamera DSLR APS-C sebagai panduannya, tapi konsepnya sih harusnya bisa diterjemahkan ke kamera tipe lain. Silakan menuliskan komentar di bawah artikel jika ada yang kurang jelas :)
Lensa Allround
Yang saya maksudkan sebagai lensa allround adalah lensa yang cukup fleksibel untuk memenuhi kebutuhan fotografi sehari-hari.
Lensa Kit
Jika Anda baru akan membeli kamera, saya sangat merekomendasikan Anda untuk membeli paket/kit bersama lensanya. Harga lensanya lebih murah dibandingkan jika Anda membeli terpisah.
Secara kualitas, saya menyarankan lensa kit 18-55. Lensa ini biasanyamempunyai kualitas yang lebih tinggi dibandingkan lensa kit yang mempunyai rentang lebih jauh, misalnya 18-105, 18-135. (Periksa lagi hasil review masing-masing lensa, agar lebih yakin)
Karena mempunyai rentang lebih tinggi, maka lensa tersebut lebih sulit untuk dibuat, sehingga kualitasnya cenderung lebih jelek. Hal ini biasanya tercermin dalam: ketajaman yang kurang (terutama di focal length yang besar), chromatic aberration yang lebih terlihat (bias warna di sepanjang pinggir obyek foto), dan distorsi cembung yang lebih terlihat di focal length kecil.
Karena mempunyai rentang lebih tinggi, maka lensa tersebut lebih sulit untuk dibuat, sehingga kualitasnya cenderung lebih jelek. Hal ini biasanya tercermin dalam: ketajaman yang kurang (terutama di focal length yang besar), chromatic aberration yang lebih terlihat (bias warna di sepanjang pinggir obyek foto), dan distorsi cembung yang lebih terlihat di focal length kecil.
Lensa dengan rentang lebih jauh juga harganya relatif lebih mahal, sehingga saya lebih merekomendasikan membeli 18-55 dipadukan dengan lensa zoom tele khusus (akan dibahas di bawah). Tapi hal ini berarti Anda perlu mengganti-ganti lensa. Jika Anda benar-benar membutuhkan rentang focal length yang besar tanpa mengganti lensa, baru layak mempertimbangkan lensa kit dengan rentang yang besar.
Tamron 17-50/2.8
Tamron 17-50/2.8 adalah lensa yang paling banyak digunakan orang untuk meng-upgrade lensa kit mereka. Dengan rentang FL yang relatif sama (dibanding 18-55), ketajaman yang lebih baik, lensa ini ideal untuk menggantikan lensa kit. Selain itu menggunakan lensa ini juga memungkinkan shutter speed yang lebih cepat dan DOF yang lebih sempit (= lebih bokeh).
Yang banyak dikeluhkan orang dari Tamron ini adalah autofokus yang pelan dan berisik, tone warna yang agak menguning, dan Quality Control dari Tamron yang menghasilkan beberapa lensa bad copy yang misfokus. Saya sarankan untuk mencoba langsung di toko jika ingin membeli lensa Tamron ini.
Lensa ini mempunyai dua varian: dengan VC dan non-VC. Saya sarankan membeli yang non-VC karena mekanisme VCnya dikabarkan agak pelan sehingga malah dapat mengurangi ketajaman.
Jika Anda lebih mementingkan tele dibanding wide, dan mempunyai budget lebih,Tamron 28-75/2.8 mungkin bisa lebih memuaskan Anda. Dengan mengorbankan FL 18-28, Anda mendapatkan rentang FL hingga 75mm. :)
Lensa Sapujagad
Yang disebut lensa sapujagad adalah lensa yang mempunyai rentang FL yang sangat tinggi, sehingga dapat digunakan untuk 99% kebutuhan foto. Seperti yang sudah disebutkan di atas, rentang FL yang tinggi mengakibatkan pembuatan lensa ini lebih sulit, dan mungkin ada pengorbanan di bidang kualitas.
Lensa sapujagad yang bisa saya rekomendasikan hanyalah Tamron 18-270 dan Sigma 18-250. Hanya saja, saya akui saya tidak mengikuti hasil review lensa sapujagad masing-masing merk (Canon, Nikon, Sony). Silakan periksa dan bandingkan sendiri.
Sebagai pengingat, saya tidak menyarankan lensa sapujagad ini.
Sebagai pengingat, saya tidak menyarankan lensa sapujagad ini.
Lensa Bokeh
Yang disebut lensa bokeh adalah lensa dengan aperture max yang cukup besar (angkanya kecil) untuk menimbulkan efek Bookeh yang memuaskan. Aperture yang besar ini juga memungkinkan shutter speed yang lebih cepat, sehingga ideal digunakan di kondisi yang gelap.
Saya sarankan lensa 50/1.8. Lensa ini mempunyai harga yang relatif murah di masing-masing merk (kecuali Nikon dan kamera-kamera mirrorless) dan kualitas yang bagus.
Lensa 50/1.8 mempunyai FL yang tergolong short tele jika digunakan di DSLR entry level. Ada beberapa alternatif lain jika Anda menginginkan FL yang lebih spesifik:
– Nikon dan Sony mempunyai lensa 35/1.8 yang lebih wide sehingga lebih mudah digunakan sehari-hari.
– Nikon dan Canon mempunyai lensa 85/1.8 yang lebih ideal untuk digunakan memotret orang/portrait. Sony “hanya” mempunyai 85/2.8.
Lensa Tamron 28-75/2.8 juga bisa digunakan sebagai alternatif jika Anda cukup puas dengan 75/2.8 :)
Lensa Tele
Untuk lensa tele, yang terbaik masih buatan merk masing-masing:
– Canon 55-250
– Sony 55-200 (atau Minolta 70-210 atau 100-200 atau 75-300)
– Nikon 55-200 atau 55-300
Yang perlu diperhatikan dari lensa tele adalah keberadaan fitur Image Stabilization (jika di Canon) atau Vibration Reduction (di Nikon), untuk mengurangi kecenderungan foto yang blurry karena kameranya goyang. Sony (selain NEX) dan Pentax tidak membutuhkan fitur ini di lensa, karena sudah menggunakan image stabilization di kamera. Maka (misalnya) Tamron 70-300 (yang tidak mempunyai fitur VC/IS/VR) akan lebih recommended jika Anda menggunakan Pentax atau Sony, daripada jika Anda menggunakan Canon atau Nikon.
Lensa Makro
Harga lensa makro biasanya mahal (kecuali Sony 30/2.8 Macro), sehingga saya tidak menyarankan pembelian lensa makro di awal. Lebih baik gunakan alat-alat tambahan saja dulu, seperti Macro Extention Tube atau filter makro atau reversal ring .
No comments:
Post a Comment