Apa itu fokus? Dalam fotografi, istilah fokus menunjukkan ketajaman gambar/foto. Sebuah foto yang benar-benar tajam dapat dikatakan didalam fokus atau in-focus. Sedangkan foto yang benar-benar kabur dikatakan tidak fokus atau unfocused. Sama seperti kita pada saat berpikir, ketika kita berkonsentrasi, maka pikiran kita akan tajam. Jadi kita fokus. Sebaliknya, jika kita bingung, maka kita tidak fokus. Kita dapat menggunakan fokus untuk mengarahkan perhatian pemirsa pada bagian yang paling penting dari sebuah foto yang kita ambil.
Pada dasarnya, kedalaman fokus atau yang biasa disebut depth of field (DOF) pada foto kita, ditentukan oleh besarnya bukaan diafragma (aperture) yang kita gunakan pada saat memotret. Dalam pengaturan bukaan diafragma tersebut, lebih besar angka f-number berarti lebih kecil bukaan diafragmanya. Begitu sebaliknya. Kita bisa lihat penjelasan bukaan diafragma tersebut pada postingan Memahami Apa Itu Aperture. Efek perbedaan besar kecilnya aperture pada hasil pemotretan adalah depth of field (DOF). Kita bisa lihat lebih lanjut mengenaidepth of field (DOF) pada postingan Memahami Apa Itu Depth of Field (DOF). Depth of field (DOF) tersebutlah yang kita gunakan untuk penekanan subyek foto. Pada kategori foto portrait, DOF yang dangkal merupakan pilihan yang terbaik untuk mengarahkan pemirsa pada subyek foto.
Jangan buat semua bagian foto berada dalam fokus (in-focus)
Ada banyak situasi di mana kita tidak perlu membuat semua bagian foto berada dalam kondisi fokus. Seringkali jika latar belakang/background foto ikut fokus, justru hal tersebut bisa mengalihkan perhatian pemirsa sehingga subyek utama foto menjadi tersamar. Foto portrait akan terlihat jauh lebih bagus jika latar belakangnya tidak fokus/blur. Jadi, pada intinya adalah kita harus membuat subyek utama foto saja yang benar-benar fokus. Selain itu, baik latar belakang/background maupun latar depan/foreground, lebih baik kita buat tidak fokus/blur.
Memahami kedalaman visual / visual depth
Apa yang dimaksud dengan kedalaman visual? Saya coba jelaskan dalam ilustrasi berikut. Coba bayangkan kita memegang apel di depan wajah kita. Apel akan tampak nyata dalam tiga dimensi. Latar belakang yang tampak tidak fokus ataupun tidak hanya sekedar tangan yang sedang memegang apel. Akan tetapi kita akan mendapatkan gambaran dan rasa yang lebih mendalam. Hal tersebut akan berbeda jika kita letakkan apel dengan latar belakang kertas atau dinding saja.
Hal seperti itu berlaku juga dalam fotografi, apalagi jika Anda menyukai foto portrait. Walaupun kadang pada kondisi tertentu hal tersebut tidak dapat kita lakukan, tetapi pasti hasilnya berbeda. Misalnya kita akan memotret seseorang dengan latar belakang lukisan atau baliho atau mural, kita akan sulit mengaplikasikannya. Beda dengan kategori foto landscape, foto landscape mempunyai kedalaman visual secara keseluruhan. Jadi, foto landscape pasti dibuat fokus untuk keseluruhan area.
Seringlah berlatih dengan mempraktekannya
Untuk bisa memahami bagaimana kedalaman visual dan bagaimana mengatur depth of field (DOF), seringlah berlatih dan mempraktekkannya. Kita bisa mencoba beberapa tingkatan bukaan diafragma (aperture) untuk kemudian kita pelajari hasilnya. Kamera DSLR bisa diset ke mode Aperture Priority. Kita tinggal mengatur angkaaperture saja, selebihnya biarkan kamera yang memproses secara otomatis. Mulailah dengan memotret di F4. Setelah itu di F8 dan seterusnya sampai dengan F22. Ada baiknya kita coba dengan menggunakan tripod sehingga kita bisa mendapatkan gambar yang sama dengan berbagai angka f-number yang berbeda.
No comments:
Post a Comment